17 October 2013

Curhat Itu Apa Sih?!



Assalamu’alaikum Julia’s Pen-Nity……

Akhirnya Jul mulai meluangkan “sedikit” waktu dan tentunya meninggalkan “besarnya” rasa malas buat kembali bikin tulisan-tulisan ala kadarnya yang tercurah dari “Pena Julia” pastinya. Nah, sekarang ini Jul punya topic yang membetot..eh salah! Sorry sorry efek dari kembalinya saya ke tanah pasundan. Maksudnya menarik menurut Jul. Hehehe. (Perasaan nggak ada yang lucu deh). Back to the point, Jul bakalan ngebahas tentang “Curhat” dan beberapa subjek-subjeknya yang masih juga berhubungan.

Curhat.
Curhat itu apa sih?!

Kalo menurut singkatan sih artinya “Curahan Hati”. Eitz, tapi bukan “Cucur Haneut” loh ya.. (Cucur Haneut itu berasal dari bahasa Sunda yang artinya Kue Cucur Anget). Loh kok jadi ngebahas kue cucur sih? (jadi siapa yang salah???!)back back back….. Berdasarkan singkatan di atas, kalau menurut Jul sendiri curhat itu adalah sebuah curahan hati dan perasaan yang diungkapkan oleh si pencurhat kepada si pendengar (seseorang yang dipercaya)  dengan tujuan untuk berbagi kisah dari berbagai problema hidup yang ada dan juga untuk membantu mencari solusi, juga meringankan atau bahkan menghilangkan beban hati si pencurhat. Walaupun pada masa sekarang ini, fenomena curhat ini sering-seringnya malah dijadikan ajang untuk ngomongin orang atau dalam Islam disebut juga ghibah atau bahasa gaulnya gossip. Nah orang yang curhatnya nyamber ke ghibah, biasanya tema curhatnya tentang gaya hidup dan mencurahkan kekesalan. So, biar curhat kita nggak nyamber ke ghibah ada baiknya kita bercerita tentang perasaan atau hidup kita saja.
Kalian juga pasti tau kalau curhat itu nggak cuma bisa ke sesama manusia saja kan..Actually, curhat yang lebih afdhol itu ya kepada Sang Pemilik Hidup yang sesungguhnya yakni Allah Swt. Ia lebih pandai menjaga rahasia hamba-Nya, dan Ia mampu membolak-balikan hati hamba-Nya. Kita hanya perlu modal khushu dan kesungguhan untuk bisa curhat atau mengadu dengan tenang pada-Nya. Panjatkan beberapa do’a setelah kita selesai curhat pada-Nya. Walau Ia tak merespon langsung, tapi yakinlah bahwa Rabb kita mendengar, melihat dan mengatur apa yang terjadi pada kita. Over that, kita juga perlu selalu berhuznudzan pada-Nya. Bukan hanya kita yang butuh pendengar yang bisa dipercaya tapi pendengar juga butuh kepercayaan kita padanya. Seperti halnya pada Sang Maha Sempurna, kita harus menjaga kepercayaan kita pada-Nya. (yang bingung tunjuk jari!!!)

Balik Lagi, untuk bisa curhat dengan tenang pada sesama manusia biasanya si pencurhat akan memilih calon pendengar yang bisa dipercaya dan tentunya mampu membuatnya nyaman saat mulai mencurahkan unek-unek hatinya. Lalu bagaimana cara kita mengetahui apakah si pendengar dapat dipercaya atau tidak??? Berikut ada beberapa tips yang Jul dapat berdasarkan survey dan wawancara Jul pada beberapa teman Jul untuk mengetes kepercayaan pendengar:


v  Mulailah bercerita tentang hal-hal kecil yang sekiranya sering dirasakan oleh semua orang.
v  Lontarkan sebuah cerita yang mampu mengorek hati si pendengar. Namun, tahan dulu untuk bercerita hal-hal yang besar atau paling inti. Jangan dulu membeberkan rahasia kita.
v  Lihat respon si pendengar. Jika si pendengar hanya menanggapi cerita kita dengan kata-kata responder yang tidak terlalu bagus berarti dia kurang bisa menjaga rahasia. Tapi, jika si pendengar langsung antusias dengan cerita sepele kita kemudian ia langsung merespon “iya bener… gue juga dulu pernah ngerasain itu. Jadi dulu gue kan………….”  Hingga ia selesai menceritakan kisah yang menurutnya senasib dengan kita baru kita boleh sedikit percaya padanya. Pendengar seperti inilah yang mampu menjaga kepercayaan kita padanya. Mengapa demikian? Karena saat ia ikut bercerita tentang pengalaman atau curahan hatinya maka saat itu lah kita sama-sama memegang kartu masing-masing. Yang tentunya kita akan saling menjaganya dengan penuh kehati-hatian sebab cerita kita juga ada padanya. (mengertikah??? Hehee)

Selain itu, pencurhat juga punya karakter yang berbeda-beda dan cara yang berbeda dalam menyampaikan curahan hatinya. Menurut jenisnya, pencurhat terdiri dari beberapa type, diantaranya……….. jreng ~ jreng~ :

·         First, adalah pencurhat tipe respons waiting.
                Pencurhat type ini biasanya dia lebih suka diam ketika dia mempunyai unek-unek hati yang belum tercurahkan. Dia akan terlihat murung di depan calon pendengar. Dia juga tidak akan memulai curhatnya sebelum si pendengar bertanya “kamu kenapa? , ada apa? , kamu baik-baik aja kan?”. Artinya si pencurhat akan menunggu dulu respon si pendengar sebelum ia memulai curhatnya. Dan biasanya, type pencurhat seperti ini cenderung labil dan mellow sehingga seringkali diamnya disebabkan oleh kontroversi hatinya yang ia pendam. (mulaii….. Julianisasinya keluar. Hehee). Sekali pencurhat tipe ini curhat maka ia akan menggebu-gebu dalam aliran rasa yang ia ungkapkan. Contohnya kalau lagi sedih, semakin pendengar bertanya semakin dalam juga ia kalut dalam rasanya. Pada saat itulah ia akan menangis sejadi-jadinya.

·         Second, pencurhat tipe  to the point.
                Jenis pencurhat seperti ini, dia tidak akan menunggu lama untuk bisa menyampaikan atau mecurahkan isi hatinya pada si pendengar. Kadang ia berpikir bahwa semakin cepat ia menyampaikan persoalan hatinya maka semakin cepat pula beban di hatinya menghilang atau berkurang. Ia lebih berani dari pada tipe pencurhat sebelumnya. Karena ia akan langsung mencari atau bahkan mendatangi si pendengar yang ia percaya untuk segera mencurahkan segala isi hatinya. Dan ia akan memulainya langsung pada titik permasalahannya. Biasanya, ia lebih bersifat terbuka dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dibanding si pencurhat tipe pertama tadi.

·         Third, tipe story waiting and listening
                Dia akan memancing si pendengar untuk menceritakan persoalan si pendengar terlebih dahulu. Mendengarkan cerita si pendengar dahulu, barulah ia menunggu momen yang pas dan sama atau senasib dengan cerita si pendengar untuk kemudian ia mulai mencurahkan unek-unek hatinya. Tipe ini cenderung passive untuk bisa curhat langsung pada si pendengar.
Itu dia guys beberapa tipe pencurhat menurut yang Jul amati dari pengalaman Jul sendiri. Back to the subject, pencurhat tentunya selalu berharap agar si pendengarnya mampu memberikan solusi atau membantu mengurangi beban hatinya. Pencurhat biasanya akan merasa senang jika si pendengar ikut aktif masuk ke dalam cerita yang dicurahkan oleh si pencurhat misalnya kalau si pendengar mulai bertanya “o yah? Masa sih? Kok bisa gitu?”. Begitu juga sebaliknya pencurhat akan merasa boring kalau si pendengarnya hanya mendengarkan tanpa respon yang bagus, seperti “oh..then.. terus.. iya siih..” dan respon lainnya sambil hanya diiringi anggukan kecil. Nah, untuk menghindari kesan boring tersebut, berikut ada beberapa tips agar bisa menjadi pendengar yang baik:

Ø  Sebagai tahap awal cobalah mengerti dulu seperti apakah tipe atau karakter si pencurhat itu sendiri. Dan pahami mimik atau situasi hati si pencurhat.
Ø  Ada baiknya kita mendengarkan curahan hatinya sampai ia menyelesaikan ceritanya. Tapi jangan hanya mendengarkan juga, jadilah pendengar yang aktif agar si pencurhat merasa senang dengan tanggapan kita. Namun dalam artian aktif yang baik dan sopan. Sekalipun jika ia bercerita hal yang sama sekali tidak lucu bahkan tidak menarik bagi kita, maka tersenyumlah dan ikut tertawalah jika ia tertawa. Tabahkanlah atau bila perlu menangislah jika ia menangis.
Ø  Perlu kita ketahui, sebagai seorang listener harus mengerti kemana arah tujuan cerita si pencurhat. Sesekali mungkin kita memberikan solusi atau kalimat penenang yang juga harus sesuai dengan sikon (situasi dan kondisi) dan alur cerita yang ada. Sama halnya kita membaca sebuah cerita baik itu cerpen, cerpan, novel, dongeng, dsb. Setelah kita usai membaca, kita tentunya harus mengetahui unsur intrinsik dan ektrinsik dari cerita itu sendiri. Terkadang seorang listener juga hanya perlu menenangkan tanpa memberi solusi jika karakter si pencurhat memang hanya mencurahkan isi hati dengan bercerita saja tanpa memerlukan bantuan pemecahan masalah atau solusi.
Ø  Bagi karakter pencurhat yang sekiranya membutuhkan bantuan solusi penyelesaian masalah, ada baiknya kita berikan tanggapan, respon, ataupun solusi yang baik. Dengan kalimat sederhana yang mampu dimengerti si pencurhat, kalimat yang sopan dan terarah, juga tentunya dengan kalimat yang dewasa. Sehingga pencurhat akan merasa tenang dan sedikit terkurangi beban hatinya.

Ok guys! Begitulah ala kadarnya tulisan Jul yang Jul buat berdasarkan pengalaman yang ada.  Walaupun banyak kekurangan tapi Jul berharap ini sedikitnya bisa memberikan manfa’at atau sekedar pengetahuan saja. Dari pengalaman di atas, Jul juga sering banget jadi pendengar (kadang jadi pendengar yang baik, kadang juga jadi pendengar yang ngeboringin). Jul sih kadang cuma bisa tersenyum dengan cerita-cerita mereka sambil diiringi respon “o yah? Emang beneran? Masa? Kok bisa? Terus? Then?” Tapi kalau saat itu mood Jul lagi bagus, Jul bakalan ngasih kalimat penenang yang kata temen-temen Jul sendiri sih dahsyat, dewasa, dan bikin klepek-klepek. (hihi… narsis abisss!)

Seperti contoh, misalnya temen Jul lagi sedih karena kenyataan hidupnya yang pahit, pada saat itu Jul akan bilang “just keep your smile. Untuk menjadi orang yang sabar mungkin memang nggak mudah. Tapi yakinlah, dibalik semua masalah dan cobaan hidup yang kamu hadapi pasti akanada sesuatu yang indah setelahnya. Seperti pelangi yang muncul setelah hujan. Walaupun butuh proses untuk mendapatkan keindahan itu. Huznudzanlah, karena Allah punya rencana dan scenario yang indah untuk hidup kita. Bahkan rencana yang tak akanpernah bisa kita duga. Semua pasti bakalan indah pada waktunya”. Kata-kata itu juga kadang Jul terapin ke dalam hidup Jul saat Jul mulai resah dengan kehidupan ini. Jul juga kadang suka berpesan sama temen-temen bahkan sama diri Jul sendiri “jika hidup ini mulai menyulitkanmu maka berpositif thinkinglah, karena semua akan indah pada waktunya”. Walaupun nggak sepenuhnya kata-kata itu bisa bikin Jul bangkit tapi cukup membuat hati Jul sedikit tenang. Teori emang gampang, tapi prakteknya yang sulit.

Sometimes, temen-temen Jul sendiri bingung kenapa Jul malah keseringan jadi pendengar, sedangkan Jul malah susah atau jarang untuk bisa curhat ke temen-temen seperti yang mereka lakuin sama Jul. Nggak tau kenapa deh ya…. Rasanya emang lebih asik jadi listener dari pada sharer. Hehe.

Finally, begitulah sedikit curahan dari Jul. Kapan-kapan Jul sambung lagi dengan topik-topik yang belum sempet Jul bahas. ^_^ Thanks For Reading.

3 comments:

Let's Leave a Comment Politely, Friends! ^_^