I Will Run to Get back My Monkey Love
Diketik dan direkayasa ulang dari FTV Siang SCTV
oleh: Julia Puspitasari
Sore itu terik matahari terasa menyengat kepori-pori kulitnya.
Sinarnya yang meredup terkadang memberinya kedamaian. Salsa terus mencoba
mengipasi dirinya dengan tangannya sendiri. Terkadang ia meniup wajahnya hingga
poninya terkibas oleh napasnya sendiri. Ia mulai merasa kegerahan kemudian ia
sibuk mencari-cari sesuatu di dalam tasnya.
“Hmm.. akhirnya, ketemu juga.” Ujarnya setelah menemukan ikat
rambutnya. Iapun bergegas mengikat rambutnya membentuk kuncir kuda.
Hpnya bergetar pertanda ada panggilan masuk. Salsa segera
mengangkatnya karena itu pasti dari clientnya.
“Sa, lo atur aja pertemuan gue sama Dika. Bentar lagi dia datang
kesitu. Please yaa bantuin gue!” pinta Nisa salah satu clientnya.
“ah, lo Nis. Gue udah nungguin dari tadi nih.. tapi kok ngga datang
juga sih?! Panas niiih…” keluh Salsa sambil mengipasi dirinya.
“aduuuuh please dong. Buat dia percaya kalo gue tuh cewek
baik-baik.”
“so, gue harus promosiin lo gituh?” ujarnya sambil celingak-celinguk
mencari targetnya. Matanya tiba-tiba menjurus kearah cowok bertubuh tinggi
tegap dan memakai jaket jeans. “Nis, gue liat cowok nih, lagi celingak-celinguk
kaya nyari seseorang. Gue yakin dia Dika.”
“yupz! Bener banget. Ya udah gue beraksi dulu ya? Nanti gue connect
lo lagi deh.” Ia bergegas mematikan hpnya. Kemudian berjalan menghampiri
seorang cowok yang diduga Dika.
ia berjalan dengan anggunya. Rambutnya ikut mengayun seiring langkah
kakinya. Sesekali ia mencoba menghapus keringat yang mulai membanjiri dahinya.
“eh, lo Dika kan?” sapa Salsa sembari menepuk bahu Dika.
“apaan sih lo!” sahutnya sambil melepaskan tangan Salsa dari
bahunya. “SKSD banget sih.” Tambahnya sambil memalingkan wajah dari Salsa.
“Eh biasa aja doooong!! Gue kan tanya baik-baik. Kok lo malah nyolot
sih?!” Seru Salsa dengan nada menantang.
“gimana gue ngga nyolot, kenal juga engga sok-sokan pegang bahu gue
lagi.” Balasnya semakin nyolot.
Salsa mulai gerang. Mukanya memanas. “heeeh, baru kali ini gue dapet target seuper nyebelin. Kalo bukan
karna si Nisa aaargh ogah banget deh!” ujarnya dalam hati.
“Pd banget sih lo! Arrgh susah ya ngomong sama orang kaya lo. Gue
Salsa temennya Aryo.” Salsa menjulurkan tangan.
“lo udah tau kan nama gue.”jawab Dika datar. Ia sama sekali tidak
menerima uluran tangan Salsa. Ia malah memasukan kedua tangannya kedalam saku
celananya.
Salsa menarik napas kesal. Tagetnya kali ini memang benar-benar
mebuatnya ekstra kesal. Tapi ia mencoba bersabar. Sebagai seorang connector ia harus mampu menjalankan
semua tugasnya dengan baik. Salsa masih gerang. Ia terus menatap Dika.
Diam-diam Salsa tertarik dengan sorotan matanya. Dingin. Sedingin sikapnya.
Sebuah tatapan yang misterius. Pikirnya.
“apaan lo ngeliatin gue kaya gitu?” hentaknya membuat salsa
gelagapan.
~~~~Glek~~~~
Salsa hanya bisa menelan ludahnya. Ia langsung salah tingkah.
“e-em.. sini lo.” Menarik kerah jaket Dika. Dikapun hanya
mengerutkan dahinya. Merasa jengkel dengan kelakuan Salsa.
“heh? Apa-apaan nih?”
“duduk lo.” Bentak Salsa sambil memaksa Dika untuk duduk. “lo lagi
nyari temen yang mau ngajarin lo fisika kan?” Tanya salsa tegas.
“kalo iya kenapa? Apa urusannya sama lo?” balas Dika membentak.
Hmmm sabar Caaa, sabaaar. Salsa membatin. Ia terus membuang napas kesal. Mencoba menenangkan
dirinya sedikit demi sedikit.
“gue punya temen yang bisa ngajarin lo fisika.” Tawar Salsa sedikit
mempromosikan Nisa. “namanya Nisa, temen sekelas gue.”
“terus, apa hubungannya sama gue?” ujar Dika seolah tak peduli.
“Oh My God! Lo tuh pura-pura oon apa emang beneran oon sih?” Salsa
kembali membentak Dika.
Dika benar-benar jengkel dan marah kepada Salsa. “Heh.. denger ya
minni mouse, seumur hidup gue ngga ada yang pernah berani manggil gue oon.
Kecuali lo! Lagian siapa sih lo? Sok ngatur-ngatur gue dan bentak-bentak gue?!”
iapun berlalu pergi meninggalkan salsa sendiri.
Salsa hanya melotot, kemudian berlari mengejar Dika. Ia seperti tak
ingin kalah beradu mulut.
“Heh! Kadal..” serunya sambil menarik kerah jaket dika dari belakang.
Otomatis langkah Dikapun terhenti. “pantes aja ya lo ngga dapet-dapet cewek.
Bener kata Aryo, cewek-cewek tuh yang ada malah scary ngeliat tampang dan kelakuan lo yang dingin. Bisa-bisanya ya
si Nisa suka sama lo?” Maki Salsa panjang lebar.
“apa?” matanya melotot kearah salsa. “jadi, lo sama aryo mau
nyomblangin gue sama si Nisa-nisa itu?!”
“ups!” Salsa segera menutup mulutnya. Ia sadar atas kecerobohannya. Kok bisa-bisanya sih mulut gue ember? Pikirnya
sambil menepuk-nepuk dahinya.
“ya ya yaaa.. gue tau sekarang.” Dika mengangguk-anggunk jengkel.
“eh, sorry-sory ya, sampai kapanpun gue ngga akan pernah minta bantuan sama
Miss. Connector kaya lo.” Ujarnya sambil membuang muka.
“iiiiiih.. dasar kadal aiiir. Lo tuh emang super-super nyebelin
banget ya? Eergh!” salsa menginjak sepatu Dika dengan keras.
“Argh!” Dika mengerang kesakitan.
“Rasain lo.” Ujar Salsa kemudian segera pergi membiarkan Dika yang
sedang mengerang kesakitan.
Dika benar-benar tak habis pikir melihat tindakan salsa. Selama ini
ia tak pernah diperlakukan seperti ini oleh seorang cewek. Apalagi yang baru ia
kenal. Ia merasa malu kepada dirinya sendiri. Kini, ia merasa telah dilecehkan
oleh seorang cewek.
Salsa menatap dirinya di cermin. Wajahnya tampak kusut. Ia sibuk
mencari akal dan cara untuk bisa mempertemukan Dika dan Nisa. Ia merasakan kebingungan untuk yang pertama
kalinya dalam sejarahnya sebagai Miss. Connector. Targetnya kali ini memang
benar-benar sulit diperdaya.
“Kenapa sih lo? Kusut banget muka lo.” Sapa Liera sahabtnya.
“gue lagi BT banget nihh.. sialan! Kali ini target gue bener-bener
tangguh. Dia nyebelin banget deh pokonya.” Ujar Salsa meluapkan kekesalannya
dengan sambil menggebrak meja riasnya.
“waaaah baru kali ini nih, gue ngedenger lo sebel sama target.
Biasanya kan lo selalu berhasil ngedeketin si target sama empunya.” Goda Liera.
“eh, emangnya senyebelin apa sih dia? Ceritaiiin dooong… trus namanya siapa?”
“namanya Dika, dia tuh nyebeliiin, sok cakep, emang cool siih,
tangguh, misterius….”
”tunggu-tunggu, misterius???”
“iya! Gue liat ada sesuatu di balik sorot matanya. Kayaaa semacam
problem gitu. Tapi anehnya semakin gue masuk kedalam tatapan itu……”
“eh, kok kayaknya dari semua pandangan lo tentang dia gue ngerasa
kalo lo juga pernah cerita tentang seseorang yang sifat dan kelakuannya tuh
mirip sama yang lo bilang tadi.” Potong Liera.
“Yupz..! lo bener, gue emang pernah cerita. Dan ternyata, gue ngerasa
kalo feeling gue kali ini tuh bener.”
“Maksud lo? Feeling apaan?”
“Semakin dalam gue liat tatapannya, gue yakin kalo itu tatapannya
Rio. Tapii…. Kok gue ngga ngenalin wajahnya ya?”
“haha.. udah gue duga. Pasti tatapan Monkey Love lo itu kan?”
“Aaaargh.. tapi kalo gue liat sifatnya yang sekarang. Huhft! Gue
jadi makin sebel + BT.”
“kayaknya lo emang harus nyelidikin deh. Eh-eh, tapi kok namanya
Dika?”
Salsa diam sejenak, ia tampak berpikir keras. “Ngheh.. gue harus
pergi sekarang juga.”
Salsa langsung ngeloyor pergi begitu ia yakin kalo Dika adalah
Monkey Lovenya. Ia tak memperdulikan Liera yang melongo karena melihat
kelakuannya yang aneh. Salsa pergi mengunjungi dan menghubungi teman-teman
lamanya. Ia gerakan seluruh tenaganya untuk mencari informasi tentang Rio. Dari
semua informasi dan pemberitahuan yang ia dapat dari teman-teman lamanya, ia
puas dan benar-benar yakin bahwa Rio adalah Dika, Mahardika Rioshan Rahandi.
Salsa pulang dengan seuntai senyum bahagianya. Ia merasa puas dengan
apa yang ia dapat hari ini. Ia menjadi semakin
semangat mencari cara untuk menjodohkan Dika dengan Nisa. Salsa merasa
bahwa dengan ia menjodohkan mereka itu artinya ia bisa memastikan sendiri bahwa
Dika memang benar-benar Rio.
Pagi ini seperti biasa Salsa masuk sekolah dengan wajah girang.
Kegiranganya semakin menjadi ketika ia mendapat pemberitahuan dari gurunya
bahwa sekolah mereka akan mengadakan acara ngecamp bersama dengan sekolah lain
dengan tema persahabatan. Dan ternyata yang lebih membuatnya bahagia lagi
karena sekolah lain itu adalah sekolahnya Rio.
“Ca, kita bakal ngecamp bareng sama Dika!!! Gue seneng bangeeet..!”
ujar Nisa si clientnya Salsa yang memang teman sekelasnya juga. “lo bener-bener
harus ngonnectedin gue sama Dika.”
“iaaa, sip! Lo tenang aja.” Jawab Salsa sembari mengacungkan
jempolnya.
Bersambung...............
0 comments:
Post a Comment
Let's Leave a Comment Politely, Friends! ^_^