9 April 2012

Cerpen Remaja ( I Will Run to Get back My Monkey Love Part 2)

 I Will Run to Get back My Monkey Love Part 2

Diketik dan direkayasa ulang dari FTV Siang SCTV
oleh: Julia Puspitasari

...................
Salsa panik begitu ia melihat jam waker di kamarnya. Ia segera bangkit dari tidurnya dan bergegas masuk kamar mandi. Ia mandi dengan beribu kepanikan yang menyerbunya. Setelah usai mandi iapun langsung menyiapkan segala kebutuhan dan perlengkapan Campingnya. Yupz, hari ini adalah jadwal camp persahabatan itu.
Salsa begitu takut ketinggalan bisnya. Selain itu juga ia takut tidak bisa bertemu dengan Rio. Sesampainya di sekolah ternyata benar, bisnya memang baru akan melaju meninggalkan salsa.
“Oh My God! Oiiiiii… Tungguin gueee!!!” teriak salsa sambil berlari mengejar bis.
Ketika bis berhenti ia tak mau menyia-nyiakan waktu lagi. Ia kemudian naik dan langsung menghadap guru pembimbing untuk meminta maaf atas keterlambatannya. Semua orang memperhatikannya. Mereka terkikik begitu melihat Salsa. Begitupun dengan guru pembimbingnya.
“sudah! Sana cari tempat duduk yang kosong.” Perintah guru pembimbingnya sambil masih terkikik geli melihat Salsa.
“makasih bu.” Ujar Salsa sambil memperhatikan teman-temannya yang sedang mentertawakannya. “orang-orang pada kenapa sih? Gila apa ya? Emang ada yang salah sama penampilan gue hari ini? Ah, bodo! Mungkin mereka iri sama penampilan gue hari ini.”
Salsapun berjalan mencari tempat duduk yang kosong di bis. Akhirnya ia mendapatkan tempat duduk dan langsung duduk disamping seorang cowok yang ia duga dari Sekolah lain.
“ngapain lo duduk disini?” omel cowok itu.
“Dika?!” Salsa membelalakan matanya ketika mendapati yang duduk di sebelahnya ternyata Dika.
“heh! Minni mouse, ngapain lo duduk disini?” bentak Dika semakin dipertegas.
“yeee, kan Cuma tempat ini yang kosong. Lo liat aja sendiri tuh, semua kursi udah penuh kecuali ini, dodoool!” sahut Salsa balas membentak.
“lo tuh yang dodol, kalo masih mau mandi sana turun aja!” kata-kata Dika membuat Salsa terheran-heran.
“maksud lo?” ia membelalakan matanya lagi.
“tuh, dikepala lo!” jawabnya singkat kemudian memalingkan muka dan kembali mendengarkan music lewat headsetnya.
Setelah mendengar apa yang Dika tunjuk, Salsapun langsung mengambil benda yang masih menempel di kepalanya. Oh My God! Ini kan penutup kepala kalo mau mandi supaya rambut ngga basah!! Aaaaargh.. gila-gila! Jadii.. dari tadi mereka ketawa-ketawa tuh karena ngeliat gue kaya gini??? Duuuh, malu-maluin banget sih. Dengan segera ia memasukannya kedalam ranselnya. Salsa diam seribu bahasa karena merasa malu kepada teman-temannya dan Dika.
*****
Mereka sampai di lokasi camping. Dan  langsung berkumpul mengikuti arahan guru pembimbing. Semua anak mendengarkan amanat guru pembimbing dengan baik.
“nah, anak-anak! Kita sudah sampai di lokasi. Disini saya dan bu Fatma berharap kalian bisa meningkatkan rasa solideritas kalian pada teman kalian.” Titah pak Andre kepada mereka.
“iya, sekarang ibu akan membagi kalian kelompok untuk mendirikan tenda.kelompok yang ibu bentuk adalah gabungan dari dua sekolah.” Tambah bu Fatma sebagai pembimbing wanita di perkemahan ini. “kelompok pertama, Surya, Ratih, Tina, Adji, Ramon. Kelompok kedua, Ayu, Kiki, Feni, Rizky, dan shandy. Kelompok tiga, Dika, Aryo, Nisa, Rendy, dan Salsa.”  Sebut bu Fatma satu persatu, bu Fatmapun meneruskan menyebut nama-nama lain sampai 30 kelompok.
Nisa begitu bahagia mendengar dirinya bisa sekelompok dengan Dika. Ia langsung berjingkrak-jingkrak memeluk Salsa yang sedari tadi hanya diam.
“sa, lo ngga seneng apa kita sekelompok sama Dika?” Tanya Nisa sambil senyam-senyum.
“gue sih seneng-seneng aja, coz dengan gitu gue bisa dengan mudah nyatuin kalian.” Jawab Salsa datar.
“waaah, lo emang pengertian banget deh sama gue.” Timpal Nisa sambil merangkul Salsa.
“heh! Kerja dooong! Jangan ngobrol terus.” Bentak Dika memperingatkan mereka.
“iya-iya, ini juga mau kerja oon.” Sahut Salsa jutek.
“ya udah, cepetan! Tuh runcingin bambu itu sampe 20 centi.”
“eh, lo gila ya? Masa ngeruncingin bamboo aja harus sampe 20 centi???!” bentak Salsa tidak terima.
“iya, Dik. Lagian Salsa kan cewek. Lo punya perasaan lah dikit. Itu kan tugasnya cowok.” Timpal Rendy teman satu kelompoknya.
“dia banci kali!” celetuk salsa membuat Dika langsung memandangnya lekat. Rahangnya menguat. Giginya gemeretak. Terlihat sekali bahwa Dika tidak terima dengan apa yang Salsa ucapkan.
“udah-udah, Ca. liat tuh, tampangnya serem gitu.” Lerai Nisa yang sudah mencium gerak-gerik kemarahan Dika.
Salsa langsung mengerjakan apa yang diperintahkan Dika. Sedangkan Nisa hanya disuruh mencari bebatuan. Salsa kesal dengan kelakuan Dika yang seenaknya. Ia melampiaskan kekesalannya dengan menyayat-nyayat bamboo dengat pisau. Rendy yang memang sudah naksir dari pertama kali melihat Salsapun merasa iba dan tidak tega jika ia membiarkan Salsa meruncingkan bambu itu sendiri. Sementara ia tahu bahwa itu adalah tugasnya sebagai cowok.
Rendy mendekati Salsa kemudian meminta tugasnya untuk diambil alih. “sini, biar gue aja yang ngerjain ini. Lo  nyari batu-batuan aja sama Nisa.” Pintanya kepada Salsa.
“ya ampun Rendy, lo baik banget sih. Tapi, emang lo ngga papa?” Salsa merasa terharu dengan sikap Rendy. “ya udah deh, gue disini aja ya, nemenin lo. Siapa tau ada yang bisa gue bantu.”
“terserah lo deh kalo gitu. Gue  sih seneng kalo lo mau nemenin.” Rendy tersenyum.
Mereka saling pandang. Rendypun terus menyayat bamboo tanpa memperhatikan sayatannya. Rendy seperti terbius melihat senyuman salsa yang ditujukan padanya.
“aw!” rintih Rendy yang tanpa sengaja tangannya tergores oleh pisau yang ia pakai untuk menyayat bamboo.
“kenapa Rend?” Salsa ikut panic melihat darah yang mengocor dari jari telunjuk Rendy.
Semua orangpun melihat kearah mereka. Dika, Aryo dan Nisapun menghampiri mereka. Dika terlihat kesal begitu mengetahui Rendy yang mengerjakan tugas Salsa.
“tuh kan, apa gue bilang. Coba kalo si salsa aja yang ngerjain ini. Kan lo ngga bakalan kaya gini.”
Salsa Gerang, iapun berdiri kemudian menghadap Dika. “eh, justru ini semua gara-gara lo. Coba kalo lo ngga nyuruh gue ngeruncingin bamboo ini, pasti Rendy juga ngga bakal ngambil alih pekerjaan ini dari gue. Asal lo tau ya, rendy tuh ngerasa kalo dia cowok. Jadi dia ngerjain apa yang emang seharusnya dia kerjain. NGGAK KAYA LO!!” Umpal Salsa benar-benar marah.
“heh, tikus! Lo ngga ada hak ya ngomong gitu sama gue!”
“heyyy! Siapa elo, ngheh? Gue emang punya hak.. kenapa engga? Lagian apa yang gue bilang itu benerkan? Mahardika Rioshan Rahandy!” Salsa balik membentak Dika sambil mempertegas nama panjang Dika yang memang adalah Rio.
Dika mengerutkan dahinya. Ia merasa heran karena Salsa mengetahui nama panjangnya yang lengkap. Sementara teman-teman sekolahnyapun hanya mengetahui bahwa namanya adalah Mahardika.
“Ca, yang lo maksud Mahardika Rioshan Rahandy itu siapa?” Tanya Nisa dan Aryo serempak.
Semua diam. Termasuk teman-teman mereka yang lain yang sedang mendirikan tendapun ikut diam melihat kejadian ini.
“DIA!” jawab Salsa sambil memajukan jari telunjuknya kedepan muka Dika.
“udah-udah, gue ngga papa kok.” Ujar Rendy yang mulai melerai pertengkaran itu. “Ca, mending lo bantuin ngobatin luka gue yuk.” Tambah rendy sembari menarik Salsa menjauh dari TKP. Salsa hanya menurut dengan tetap diam tak bersuara lagi.
Salsa melangkah pergi semakin menjauh. Dika terus berpikir keras tentang siapa sebenarnya Salsa yang bisa-bisanya mengetahui nama lengkapnya. Iapun menyadari bahwa ia memang pernah mengenal Salsa sebelumnya. Dika melangkah pasti mengikuti arah Salsa dan Rendy.
Dika berhenti. “ Salsabila Anggia Putri!” panggil dika dengan mantap. Salsapun berbalik dan kemudian menatap Dika dari jauh. Dalam hatinya ia senang, ternyata Dika kini sadar siapa sebenarnya dirinya. Salsa masih diam. “TIKUS KECIL SOK BERANI!” ujar Dika sembari menengadahkan jari tengahnya keatas.
Salsa benar-benar keki begitu mendengar sebutan masa kecilnya. Tanpa membalas ocolan Dika, salsapun pergi diikuti dengan Rendy. Salsa dan Rendy sampai di tempat P3K. Dengan cekatan Salsa segera mengobati luka Rendy.
“sorry ya, Rend. Gue tau, ini semua gara-gara gue.” Kata Salsa menyesal.
“ah, ngga papa kok. Gue  bakalan lebih ngga tega lagi kalo lo yang kesayat.” Jawab Rendy meluapkan perhatiannya pada Salsa. “ gue juga ngga habis pikir, kok si Dika berani banget ya nyuruh lo ngerjain itu?! Oh ya, kok lo bisa tau sih, nama lengkapnya Dika. Sedangkan gue aja yang temen sekelasnya Cuma tau kalo namanya tuh Mahardika. Lengkapnya tadi apa ya?”
“Mahardika Rioshan Rahandy.” Jawab Salsa BT. “fiuh!” membuang napas. “dulu Rio tuh emm.. Monkey Love gue.” Tambahnya lesu.
“hah?!!! Jadi.. Dika monkey love lo? Dan lo manggil dia Rio??” Tanya Rendy kaget.
“yaah, gitu lah.”
“kok kalian bisa jadi jauh gitu sih?”
“udahlah.. panjang banget kalo diceritain.. sepanjaaaangg keretaaa!” canda Salsa sambil merentangkan kedua tangannya hingga mengenai Rendy. Merekapun tertawa bersama.
Dika berniat ingin memberikan obat antiseptic kepada Rendy, namun niatnya ia batalkan ketika ia melihat Salsa dan Rendy bercanda dan tertawa bersama. Segera ia berbalik menuju tendanya.
“Sialan!” ujar Dika setelah sampai di tenda. Ia lempar obat antiseptic yang tadinya akan ia berikan kepada Rendy. Tanpa ia sadari obat itu mengenai kepala Aryo.
“lo kenapa sih, Dik? Nih, liat, obat yang lo buang nimpuk kepala gue tau??!”  Tanya Aryo sambil memberikan obat itu kepada Dika.
“argh..!” Dika melempar kembali obat yang diberikan Aryo. Aryo hanya bisa mengerutkan dahinya. Kemudian ia mengambil obat yang dilempar Dika. Dika hendak merebutnya kembali namun Aryo langsung memasukannya ke saku celananya.
“heh! Ini penting buat peralatan P3K selama camping ooooon.” Sentak Aryo.
“ngapain lo manggil gue pake sebutan oon segala?”
“yaaa, gue Cuma ikut-ikutan si Salsa aja. Hee, cz kedengerannya enak banget gitu manggil oon. Peace maaan!” jawab Aryo sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya sebagai tanda damai.
“huh! Kenapa sih, Salsa, Salsa, dan Salsaaaa terus yang dibahas.” Timpal Dika yang kemudian pergi keluar tenda.
Aryo hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Dika yang aneh.
bersambung........................

0 comments:

Post a Comment

Let's Leave a Comment Politely, Friends! ^_^